Para pehobi naik gunung kini mendapat
saingan baru. Robot yang sanggup mendaki puncak gunung tertinggi di sistem Tata
Surya! Memang robot ini didesain sedemikian rupa agar mampu menjelajahi
gunung-gunung di planet lain. RunBot, begitu nama robot pendaki itu, merupakan
robot tercepat di kelas robot setinggi dia. Ia mampu berjalan dengan kecepatan
3,5 kaki per detik dengan kaki sepanjang 9 inchi. Berbeda dengan robot ASIMO
dari Honda, RunBot merupakan pejalan dinamis yang berarti bias meningkat
kemampuannya sewaktu dibutuhkan dan menyimpan energi komputer. Aktivitas
berjalan merupakan kemampuan melakukan perintah sangat kompleks yang harus
dimiliki robot. Programnya juga cukup sulit dibuat, terlebih jika harus
berjalan di medan sulit seperti gunung. Tapi ilmuwan tiada putus asa
menyelesaikan tantangan tersebut. Dengan mata infra merah, RunBot mampu
mendeteksi lereng di jalan yang akan dilalui. Ia akan menghindar lereng itu.
Pakar neurology komputasi Florentin Wörgötter dari University of Göttingen
telah mengujicoba RunBot di lab muridnya. RunBot sempat berkali-kali jatuh
terguling. Gunung di Tata Surya “Saya sempat frustasi karena RunBot harus jatuh
berkali-kali,” komentar Wörgötter. Tapi sama dengan anak-anak, RunBot belajar
dari kegagalam. Mesin itu akhirnya mampu menghadapi lereng dihadapannya.
Seperti manusia juga, ia dapat berjalan melenggang dengan langkah pendek untuk
menghindari rintangan. Detail dari studi ini dipublikasikan di jurnal teranyar
PLoS Computational Biology. Wörgötter yakin robotnya mampu mendaki gunung
tertinggi di bumi suatu saat nanti. “Tapi itu membutuhkan waktu 20 tahun,”
ujarnya. Targetnya justru RunBot mendaki gunung tertinggi di Tata Surya,
Olympus Mons di Mars, setinggu 88.500 kaki. Ia akan menciptakan robot berkaki
enam yang akan lebih cepat berjalan daripada RunBot. Setidaknya keberhasilan
menciptakan RunBot memberi inspirasi bagi ilmuwan lain untuk mendesain robot
yang lebih tangguh lagi. Kini mereka telah memulai sejumlah aplikasi bagi riset
di bidang prostetik manusia bersama dengan perusahaan bionik Otto Bock
Healthcare di Duderstadt, Jerman. Sejauh ini peranti prostetik hanya bersifat
pasif saja padahal jika dilengkapi dengan metode pengontrol yang efisien maka
dapat mengubah masa depan. Diterjemahkan secara bebas dari LiveScience
posting by :
NIM : 1110651158
Kelas : TI_D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.